Minggu, 24 November 2013

DAN SEMUANYA MELEDAK TANPA DIRENCANAKAN

Minggu malam tanggal 24 November 2013, pukul 08.15 menit, malam yang kelabu, malam dimana aku menjadi bukan seperti diriku, malam dimana aku menjadi makhluk ALLAH yang putus asa dan hilang kendali, hilang keimanan, malam yang aku sama sekali tidak mengingkannya terjadi lagi dalam hidupku, malam dimana aku mengalami tekanan yang sangat dalam dan aku tidak mampu menahan tekanan hebat itu. bermula dr sebuah penyakit anehku yang kambuh saat malam hari, ya penyakit aneh yg aku deritalah yang menjadi awal mula malam kelabu itu datang, aku punya penyakit dimana saat aku solat selalu merasa kentut-kentut, penyakit ini sudah ada dalam diriku sejak tahun 2004 penyakt yang sering kambuh dan sulit untuk sembuh, bahkan aku sendiripun tidak tau apakah ada obat untuk penyakit-ku ini. karena penyakit ku yang aneh inilah semua terjadi, ya penyakitku ini sangat mengganggu kakak-ku yang sedang solat, sedang bemunajat kepada Allah, dan karena dia merasa terganggu dengan penyakitku dia mengusuirku solat dari lantai atas ke lantai bawah, jujur aku bukannya tidak ingin solat dilantai bawah tapi karena aku sudah solat dilantai bawah tapi tidak menghasilkan hasil yang baik maka aku melanjutkan solat dilantai atas di kamarku sendiri, namun ya sekali lagi penyakit yang aku benci sedang kambuh, maka solat di ataspun tidak lansung membuatk lepas dr penyakitku, aku mencoba bersabar dengan kakakku yang pada ssaat itu sudah sangaat terganggu dan membanting2 pintu dengan kecang dan membuatku makin tertekan dengan suara pintu yang dibanting serta ocehannya yang berkata aku sunggu mengganggu membuat aku menjadi hilang kendali, aku berteriak sekencang2 sambil bersumpah serapa, kata-kata binatang pun keluar dari mulutku dan omongan ku pun mulai ngelantur tidak jelas, aku selalu menyebut-nyebut ingin MATI dan BUNUH AKU agar semua bahagia dengan kepergiaanku,aku terus menyebut aku ingin MATI agar ibu tdak menangis lagi karena pertengkaranku dengan kakaku, aku menangis dengan sejadi-jadinya, berteriak dan terus berteriak tanpa arah dan makin ngelantur, aku terus menangis hingga akhirnya aku pingsan tak sadarkan diri, aku hanya mendengar suara ibuku yang menangis dan terus memanggil namaku sambil terus beristigfar sambil membisikan telingaku agar aku sadar dan mau mengikutinya untuk beristigfar, dan dibantu oleh tetanggaku yang juga terus beristigfar, saat itu aku seluruh badanku dingin dan kaku, aku merasa mungkin malaikat maut akan mengambil nyawaku dari ragaku malam itu, aku berpikir bahwa ini semua jawaban ALLAH atas semua teriakan ku tadi, ya badanku pun makin dingin dan kaku, aku sulit bernapas, namun ibuku selalu membisikann dzikur di telingaku, tak lama kemudia aku tersadar dan tapi aku terus menangis aku bertanya "kenapa Allah tega kepadaku dengan memberikan ujian kepadaku seperti ini? ", "kenapa Allah begitu jahat kepadaku karena mengujiku seperti ini?", "kenapa Allah tidak adil kepadaku?", dan "kena harus aku yang mengalami semua ini", ibuku selalu menenangkan diriku tapi aku selalu menangis, kemudian seorang guru ngaji ibuku datang dan membantu diriku, dia memintaku untuk mengikutinya beristigfar, namun bibirku kelu, hanya air mata yang selalu keluar sampai tiba akhirnya sang guru berkata "apa widi tidak kasihan dengan ibu, kalo widi nangis dan seperti ini terus" yang kata itu yang kemudian menyadarkanku dari kekacauanku, aku peluk ibuku dengan erat.

note : aku tidak pernah membenci kakak dan abangku, tapi kenapa mereka membenci aku, kenapa mereka hanya ingin dimengerti tanpa bisa mengerti aku, kenapa mereka semua egois, merasa mereka lebih tua dan selalu benar, kenapa mereka hanya ingin di hargai tapi tidak pernah menghargai aku sebagai seorang adik, kenapa selalu mendzolimiku secara batin. aku memang salah tapi apakah kesalahaku itu sunggu kesalahan yang besar sehingga mereka tidak memaafkan aku, dan memperlakukan aku seperti aku bukan adik kandung mereka, apa yang aku ucapkan hanya sekali dan itu sangat menyakitkan hati mereka sehingga mereka sangaat murka kepada aku, tapi apakah mereka pernah berpikir bahwa tindakan mereka dalam memperlakukan aku tidak membuat hatiku sakit dan perih, aku rasa mereka tidak berpikir hal itu, dan akupun ikhlas bertahun-tahun selalu dizolimi mereka tanpa aku balas sekali pun hingga akhirnya meledak malam itu. aku bingung dan aku hanya bisa berharap ALLAH mengampuni diriku dan memberikan jalan keluar yang terbaik untuk diriku. kini hidupku ku pasrahkan kepada ALLAH dan hanya ingin membahagiakan ayah dan ibuku.

Kamis, 14 November 2013

Penyesalan Itu Memang Selalu Datang Terlamat

selamat siang
hari ini pengen nulis lagi tentang pengalaman pribadi, kejadiaannya sih udah lama banget, tapi kok ya penyesalannya baru terasa saat ini. lagi dan lagi dan lagi penyesalan selalu datang terlambat, apapun bentuk penyesalan itu harus di tanggapi dengan hati yang lapang dan senang selalu, karena itu semua adalah pelajaran hidup dan liku serta takdir yang sudah digariskan untuk kita lalui sampai akhirnya kita memperoleh kebahagian yang kita perjuangan selama ini.
penyesalan sebuah cinta, cinta tulus dari orang yang tulus dan baik terhadap diriku yang biasa saja, dan cenderung memiliki sifat yang tidak baik (jutek, pemarah, dan ambekan)
Diawali di tahun 2009 saat dikenalkan teman SMP oleh seorang pria yang bernama ardiansyah ardi, pria bertubuh hitam, berbadan tinggi besar, sedikit manis, tapi sangat baik dan penyabar. dia pria yang sangat berani (menurutku), berani karena awal perkenalan dia lansung datang kerumahku tanpa di temani oleh temanku yang memperkenalkan dia kepadaku, dia lansung mau melihat keluarga ku. awalnya aku kecewa lantaran dia tidak sesuai dengan harapan, tapi aku tidak mau memperlihatkan kekecewaanku, aku berusaha ngobrol layaknya dengan temanku, dan dia pun ngobro dengan ayah dan ibu ku. selesai pertemuan pertama ku itu, ternyata ayah dan ibuku menyukai dan menyetujui dia, menurut mereka dia anak yang sopan dan baik, namun hati ku masih belum bisa menerima dia apa adanya, akupun mencari jalan bagaimana agar ibuku menjadi tidak menyetujui dirinya jika berhubungan dengan dirinya. setelah pertemuan itu kami pun sering komunikasi, sering berbincang walaupun aku menanggapinya atas dasar "ya ya mau mau enggak". dan dari obrolan itu aku dapat satu kunci bagaimana caranya agar aku bisa membuat ibu dan ayahku tidak menyetujui dirinya, ya aku beritahu kedua orang tua ku kalau ardi adalah seorang pria padang dengan suku pariaman, kontak tanpa basa basi ibu dan ayahku lansung tidak menyetujui ardi, dan menyuruhku menyudahi semuanya agar tidak terlanjur, lalu berbagai carapun aku lakukan agar ardi tidak lagi mendekati diriku, padahal saat itu obrolan kami sudah kearah pernikahan dan mencari solusi permasalahan yang mungkin mncul jika kelak kita menikah. kebetulan saat itu aku juga sedang dikenali dengan pria bernama yogie avalon oleh temanku, pria yang ganteng, dengan tubuh tinggi putih dan mendekati sempurna, walaupun kehidupannya ternyata sangat kelam, tapi karena terpesona dengan ketampanannya akupun lebih menyukai yogie ketiban ardi. dan ide jahatpun muncul bagaimana cara agar atdi pergi  jauh dari kehidupanku, ya dengan selalu cerita tentang yogie kepada ardi berhasil membuat ardi pergi meninggalkan diriku, dan aku dapat kabar dari temanku yang memperkenalkan dia kepada diriku bahwa di kecewa dengan diriku lantaran aku sepertinya tidak menyukai dirinya karena sering membicarakan pria yang bernama yogie padahal saat itu dirinya (ardi) sudah sangat suka dengan diriku. saat aku mendengar cerita itu tidak ada perasaan sesal atau sedih bahkan aku sangat bersyukur, dan beralibi kepada temanku bahwa aku tidak bisa menerima dirinya karena tidak mungkin direstui oleh ibu dan ayahku yang tidak mengingikan anaknya menikah dengan orang pariaman. waktu terus berjalan dan aku pun akhirnya di sakiti oleh yogie avalon, pria yang aku cintai dan aku sukau, bahkan aku rela membatunya mencari pekerjaan dengan bertanya kepada teman-temanku jika ada lowongan yang kosong, bahkan setiap sabtu minggu aku selalu mencari lowongan perkerjaan perusahaan minyak di korang langganan keluarga ku, namun semua itu hasilnya nihil, bukan kebaikan yang aku terima justru kecewa yang aku dapat, kekecewaan ku muncul saat temanku bercerita kepada ku atas opini yogie tentang diriku, dia bilang " widya mah bukan tipe gw, gw mah gak suka cewek hitam dan pendek". seketika aku seperti tertusuk pisau, aku menangis, dan tak habis pikir kenapa orang yang aku suka dan cintai bisa sangat begitu jahat pada diriku dengan berkata seperti itu, dan aku pun seketika teringat pada ardi pria yang aku perlakukan tidak baik agar dia menjauh dari diriku.
tahun 2013 awal mulai komunikasi kembali dengan ardi, aku yang memulai duluan, dan aku yang intens bertanya bagaimana kabarnya dan semua kegiatannya, ya kalo bisa dibilang seperti wanita yang sedang mengemis agar cintanya kembali lagi, dari setiap komunikasi yang aku jalani, aku menganggap komunikasiku berhasil dan diapun masih menyukai dan mengharapkan diriku, namun bulan april 2013 aku mulai curiga sataku meminta dirinya untuk menemani diriku kondangan ke teman kantorku, dia menolak menemani diriku dengan banyak alesan, padahal dulu dia selalu bersedia dan menawariku jika aku butuh batuannya. dari situpun aku mulai merasa curiga kalau dirinya sudah punya kekasih hati, namun aku harus berpositif thinking aku tetap komunikasi dengan dirinya (tetep aku yang memulai), dan akhirnya dengan penuh keberanian akhirnya aku juur pada dirinya bahwa aku suka dengan dirina dan merasa nyaman dengan dirinya, namun jawaban dia sungguh membenarkan semua dugaan ku selama ini, dia menjawab "maaf widya, kalau gw telat mengetahui kalo lu juga suka sama gw, maaf  kalau dulu gw sempat pergi jauh dari elu tanpa gw tau perasaan lu kepada gw", jawaban itu cukup membuatku mengerti atas semua tanda tanyaku selama ini. dan akupun menjawab "bukan salah lu, tp salah gw karena gw jg baru sekarang jujur kalo gw juga suka sama elu". mulai dari situ aku mulai menjauh dari dirinya, dan tidak pernah memulai komunikasi dengan dirinya lagi, tapi dia sering menegurku lewat salah satu media sosial. seminggu setelah kejadian itu akupun menerima undangan pernikahan dirinya, sedih ya pasti sedih, akupun mengabari dirinya bahwa aku tidak bisa datang dengan berbohong, aku hanya tidak ingin menangis melihatnya di pelaminan bersama dengan wanita pilihanya. seminggu setelah pernikahannya dia bertanya kenapa aku sudah jarang curhat dengannya, akupun mengungkapkan alasanku bahwa sudah tidak mungkin curhat dengan dirinya, aku tidak ingin merusak rumah tangganya karena curhatanku padanya, dan tanpa diduga dia berkata "lu gak perlu khawatir wid, gw masih akan selalu ada kalo lu mau curhat, dan isteri gw pun akan sangat mengerti karena dia tau semuanya"
akupun menangis, ya menangis karena penyesalanku membuat orang yang sangat baik pergi dari diriku.